TikTok, platform media sosial yang tengah naik daun, kini sedang mengembangkan fitur baru yang dapat membedakan konten yang asli dari yang dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Hal ini terjadi seiring dengan semakin maraknya penggunaan teknologi deepfake, voice swap, dan berbagai teknologi AI lainnya yang membanjiri platform media sosial, sehingga perusahaan teknologi harus mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
TikTok sedang mengembangkan fitur baru untuk membedakan konten asli dan buatan AI, mengikuti munculnya teknologi deepfake, voice swap, dan AI lainnya yang marak di media sosial. The Information melaporkan bahwa TikTok sedang mengembangkan alat yang memungkinkan pengguna untuk mengungkapkan apakah konten mereka menggunakan generative AI atau tidak. Dengan demikian, pengguna akan lebih transparan dan dapat membatasi penyebaran konten yang salah atau tidak akurat. Meskipun detail implementasi masih tidak jelas, upaya TikTok dalam menjaga kepercayaan pengguna dan masyarakat sangat diapresiasi.
Seperti yang telah kami kutip dari tweet @MattNavarra, seorang influencer di Twitter, TikTok sedang mengalami tekanan besar untuk melawan konten AI yang semakin merajalela di platform mereka.
TikTok is developing a tool for creators to disclose videos generated by AI
It’s unclear whether or how TikTok will require the disclosures or enforce them. https://t.co/zWLFe1mtOK
— Matt Navarra (@MattNavarra) May 2, 2023
Contoh baru dari konten AI berbahaya adalah “Fake Drake” yang menunjukkan Drake menyanyikan lagu yang sebenarnya tidak dinyanyikannya. Penggemar mungkin bisa membedakannya, tetapi pendengar biasa tidak memiliki cara pasti untuk membedakan lagu asli dan buatan AI.
TikTok harus mengatasi munculnya tools seperti Midjourney dan Podcastle yang memungkinkan pembuatan gambar dan suara dari AI. Terutama dalam hal keabsahan karya cipta yang dapat dihasilkan oleh alat-alat tersebut. Berapa banyak aspek keaslian yang akan tersisa dalam hiburan ke depan, masih menjadi pertanyaan besar.
Dengan semakin majunya teknologi AI dan deepfake, kekhawatiran akan penyebaran konten yang tidak benar atau tidak akurat semakin meningkat. Oleh karena itu, upaya TikTok dalam memperkenalkan fitur baru untuk membatasi penyebaran konten hasil AI dan memperbaiki transparansi konten yang ada di platform mereka sangat penting dan patut diapresiasi. Namun, penyebaran konten AI tidak hanya terjadi di TikTok, tetapi juga di berbagai platform media sosial lainnya, sehingga perlu ada upaya serupa dari perusahaan teknologi lainnya untuk mengatasi masalah ini. Sebagai pengguna, kita juga harus lebih kritis dalam memilih dan memperiksa sumber konten yang kita konsumsi di media sosial.